Let’s Go Home

“Ibu Layla telah meninggal semenjak Layla lahir, sehingga Layla kecil hidup Bersama ayahnya di suatu dusun kecil di pinggir hutan. Ayahnya, bernama Amat, sangat sayang terhadap Layla. Pak Amat bekerja sebagai penjaga Kawasan Hutan Konservasi di Sumatera, pekerjaan ini dilakukan sudah turun temurun. Layla anak yang cerdas, lincah dan ceria. Dia mempunyai teman, Namanya Tigo, seekor anak harimau. Tigo ditemukan ayahnya Ketika suatu saat kebakaran hutan. Tigo kecil ditemukan dalam keadaan lemah, kemudian dipelihara, bahkan menjadi kawan bermain bagi Layla. Tigo kecil dan Layla kecil sering berlarian dan bermain. Bahkan sampai menjelang remaja, mereka tetap bercengkrama. Bedanya, Tigo semakin bongsor, dengan badannya yang besar, namun tetap manja Bersama Layla.

Seiring berjalannya waktu, Layla yang sedang kuliah di Oxford, mendengar kabar dari ayahnya bahwa Tigo hilang dari penangkaran. Berdasarkan investigasi, Tigo berada ditangan seorang agen pemburu hewan langka bernama Mister Jansen, dan saat ini berada di Belanda. Dengan bantuan polisi, Layla terbang ke Amsterdam untuk menginterogasi Jansen dan melacak Tigo.

Mister Jansen ternyata seorang insect phobia, dengan cara dihinggapkan laba-laba, hingga Jansen buka mulut sehingga pelacakan mengerucut ke sebuah kelompok Sirkus yang dimiliki seorang saudagar kaya bernama Tuan Ban Cik Tong. Layla dikenalkan sebagai calon pemain akrobatik, sehingga Tuan Ban Cik Tong tertarik. Inilah kesempatan untuk mencari Tigo. Pelacakan tiap kendang pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, namun belum ditemukan. Akhirnya, pada saat pertunjukkan, Tigo, yang diganti namanya dengan Coen, dengan Layla pun bertemu, saat itulah Kerjasama Polisi dan Layla membebaskan Tigo. Dan benar, Tigo lebih patuh kepada Layla dibanding pawangnya. Melalui pembebasan yang dramatic, heboh, akhirnya Tigo dapat dibebaskan.

Akhirnya Layla dapat memeluk dan bercengkrama Kembali bersama Tigo, pulang ke Indonesia.”

 

Komentar Juri :
Ide cerita yang unik antara persahabatan seekor harimau dan seorang gadis. Awal ceritanya bagus hanya saja akhir cerita terlihat seperti terpotong dan buru-buru. Cerita ini punya potensi menjadi cerita yang bagus sekali! Good job Aytera!

 

Karya : Aytera